SPEDESIA — LUWU TIMUR-Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam penguatan kapasitas masyarakat pesisir melalui Program Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) 2025 bertajuk BALE Pesisir (Bangun Lestari Ekonomi). Program ini menjadi wujud inovasi mahasiswa dalam digitalisasi budidaya rumput laut dan diversifikasi produk berbasis sumber daya lokal di Desa Balo-Balo, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
Program yang berlangsung dari September hingga November 2025 ini merupakan bagian dari Hibah Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek. Fokus utamanya adalah penguatan ekonomi pesisir melalui penerapan teknologi digital dalam budidaya rumput laut serta pemberdayaan masyarakat untuk menghasilkan produk turunan bernilai tambah.Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa
Kegiatan PM-BEM melibatkan empat dosen UMI—Nia Kurniati, S.Kom., M.Kom., Ir. St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs., Muhammad Arfah Asis, S.Kom., MT., dan Prof. Dr. Ir. Harlina, MP.—serta 20 mahasiswa lintas program studi dari Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen FEB, dan Budidaya Perairan.
Melalui pendekatan experiential learning dan community service based on science and technology, para mahasiswa turut mendampingi masyarakat dalam pengembangan budidaya dan kewirausahaan pesisir.Inovasi Digital BudidayaLaut.app
Salah satu capaian penting BALE Pesisir adalah penerapan aplikasi BudidayaLaut.app, platform digital berbasis Android yang dikembangkan dosen dan mahasiswa UMI. Aplikasi ini digunakan untuk membantu kelompok pembudidaya Berkah Katonik dalam pencatatan panen, monitoring pertumbuhan, hingga pemasaran hasil budidaya.
“Digitalisasi ini membantu pembudidaya melakukan evaluasi produksi secara lebih akurat sehingga mutu dan nilai jual rumput laut dapat meningkat,” jelas Ir. St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs., dosen pendamping sekaligus pengembang aplikasi.Pelatihan Hilirisasi dan Produk Olahan
Pada aspek hilirisasi, tim memberikan pelatihan kepada Kelompok Dasawisma Masagena yang beranggotakan ibu rumah tangga pesisir. Mereka dilatih mengolah rumput laut menjadi empat produk unggulan:SeaQueen Chips – keripik rumput laut
Gummy Seaweed – permen kenyal rumput laut
BluBloom Jelly – minuman jelly RumSea – manisan rumput laut kering
Materi pelatihan mencakup teknik pengolahan higienis, penyusunan SOP, penggunaan alat produksi, serta pengemasan modern menggunakan standing pouch dan spout pouch.
Kami ingin ibu-ibu pesisir memiliki keterampilan baru yang bisa langsung diaplikasikan sebagai unit usaha rumahan. Produk olahan ini berpotensi menjadi komoditas unggulan desa,” ujar Nia Kurniati, S.Kom., M.Kom., ketua pelaksana program.
Selain itu, masyarakat juga dilatih memanfaatkan WhatsApp Business, Instagram UMKM, dan pembuatan katalog digital untuk memperluas jangkauan pemasaran.Penguatan Kelembagaan dan Mutu Produksi
Dalam aspek kelembagaan, tim PM-BEM mendampingi masyarakat dalam penyusunan AD/ART kelompok, struktur organisasi, pembukuan sederhana, business plan, hingga monitoring mutu panen.
Sementara Prof. Dr. Ir. Harlina, MP. memberikan pelatihan teknis terkait penggunaan ZPT Atonik, teknik panen yang tepat, dan manajemen pascapanen untuk meningkatkan kualitas hasil budidaya.Dampak dan Apresiasi Masyarakat
Program ini dinilai sejalan dengan arah kebijakan ekonomi biru (blue economy) pemerintah dalam memperkuat sektor kelautan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Kegiatan ini membuktikan bahwa teknologi dan inovasi mampu memperkuat ekonomi lokal. Kami berharap program seperti ini dapat terus berlanjut dan diperluas,” kata Muhammad Arfah Asis, S.Kom., MT., anggota tim dosen.
Masyarakat turut memberikan apresiasi atas manfaat yang dirasakan.
Kami diajarkan budidaya menggunakan ZPT Atonik dan teknik pemasaran digital. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan membuka peluang usaha baru,” ujar perwakilan Kelompok Masagena.
“Kami juga kini dapat menjual rumput laut melalui aplikasi BudidayaLaut.app. Ini benar-benar membantu,” tambah anggota Kelompok Berkah Katonik.
Kepala Desa Balo-Balo turut menyampaikan dukungannya.
“Program BALE Pesisir sangat bermanfaat dan berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami yakin kegiatan ini akan memajukan metode budidaya rumput laut di desa kami,” ungkapnya.
Model Pengabdian Berkelanjutan
Dengan dukungan Hibah DPPM Kemdiktisaintek, program BALE Pesisir berhasil menghadirkan pendekatan ilmiah dalam pemberdayaan masyarakat pesisir melalui integrasi teknologi digital, hilirisasi produk, dan penguatan kelembagaan.
Program PM-BEM UMI ini menjadi bukti bahwa sinergi antara perguruan tinggi, mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menciptakan model pengabdian berkelanjutan berbasis inovasi dan sains yang layak direplikasi di wilayah pesisir lain di Indonesia.(***)





