SPEDISIA-MAKASSAR — Sejumlah organisasi kepemudaan lintas iman di Sulawesi Selatan menyayangkan pernyataan Yongris terkait keberatannya terhadap sistem pendidikan di Sekolah Dian Harapan (SDH). Mereka menilai pernyataan tersebut tidak proporsional dan berpotensi memicu kegaduhan antarumat beragama.

Ketua Komda Pemuda Katolik Sulawesi Selatan, Erika Tansil, menyampaikan kekecewaannya atas sikap Yongris. Ia menegaskan bahwa Seyogianya warga negara bebas memilih sekolah sesuai dengan keyakinannya. Keberagaman adalah dasar bangsa ini,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Ansor Sulsel Rusdi Idrus menilai masyarakat bebas menentukan pilihan pendidikan tanpa adanya paksaan. Ia menegaskan bahwa setiap sekolah memiliki aturan yang wajib diikuti calon siswa sejak awal mendaftar.

Pernyataan Pemuda Katolik dan Ansor itu turut diamini Alfon Romio, Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) sekaligus alumni SDH. Ia menyatakan kekecewaannya atas komentar Yongris yang dinilai tidak mencerminkan sikap adil dalam melihat lembaga pendidikan.

Jika tidak cocok, jangan masukkan anak atau kerabat ke sana. Tidak ada paksaan,” ujar Alfon.

“Kalau keneratan, silakan juga protes sekolah lain yang berbasis satu agama. Jangan hanya Dian Harapan yang dipersoalkan.

Paguyuban OKP lintas iman berharap polemik ini tidak diperkeruh dan meminta semua pihak kembali mengedepankan prinsip toleransi serta penghormatan atas keberagaman pendidikan di Indonesia.(*rls alfn & tim*)