Ketua KONI Sulawesi Selatan Yasir Mahmud menerima kunjungan Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia Sulawesi Selatan (Pengprov Pertina Sulsel) yang dipimpin ketuanya, Harpen Reza Ali.

SPEDISIA.com | Makassar, Ketua KONI Sulawesi Selatan Yasir Mahmud menerima kunjungan Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia Sulawesi Selatan (Pengprov Pertina Sulsel) yang dipimpin ketuanya, Harpen Reza Ali. Kunjungan ini terkait keikutsertaan petinju Sulsel Josua Holy Masihor yang akan mengikuti kejuraan tinju dunia di Bangkok, Thailand, 22 Mei – 2 Juni 2025.

Yasir Mahmud menerima kunjungan Pengurus Pertina Sulsel di rumah dinasnya di Jl. H Bau, Senin (19/5/2025) sore. Wakil Ketua DPRD Sulsel ini juga mengapresiasi medali emas kelas 51 – 54 kg yang diraih Josua Holy Masihor pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 lalu.

‘’Terima kasih untuk adik Holy yang mampu meraih medali emas di PON Aceh-Sumut. Prestasi ini tentu sangat kami apresiasi. Kita semua mendoakan agar adik Holy bisa berprestasi dan mengibarkan bendera merah putih di kejuaraan tinju dunia di Thailand nanti,’’ ujar Yasir Mahmud.

Pada kesempatan tersebut Yasir sekaligus melepas petinju terbaik Sulsel ini. Hadir mendampingi Sekretaris Umum KONI Sulsel, Mujiburrahman B, Ketua Harian, Devo Khadafi dan Wakil Bendahara, Andi Anwar.

Yasir juga menjelaskan kondisi KONI saat ini menjelang pelaksanaan babak kualifikasi atau Pra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulsel2025. Dimana hibah yang diterima sangat minim. Hanya sekitar Rp 1 miliar. ‘Itu juga belum kami terima, “ ungkap Yasir Mahmud.

Sementara itu Ketua Pengprov Pertina Sulsel Harpen Reza Ali menjelaskan keikutsertaan Holy di event internasional ini merupakan moment yang sangat baik untuk menambah jam terbang di pentas tinju dunia. Apalagi diikuti petinju-petinju dari berbagai negara yang selama ini jadi barometer kemajuan dan kiblat tinju dunia.

“Ini kesempatan bagi Holy untuk bisa mengasah kemampuan dan mendapatkan pengalaman berharga dalam menghadapi tekanan pertandingan yang berbeda. Saya berharap tidak hanya pengalaman tapi juga bisa pulang membawa prestasi,” ujar putra tokoh olahraga asal Makassar, A. Reza Ali ini.

Menutut Harpen Reza Ali, keikutsertaan Holy di pentas tinju dunia kali ini untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya Oi, sapaanya juga mengikuti kejuaraan yang sama pada Juli 2023 lalu di Uzbekistan.

Harpen Ali berharap Pemprov Sulsel tidak tinggal diam melihat prestasi atlet Sulsel. Setidaknya ada perhatian. “Pemerintah harus hadir memberi dukungan. Agar atlet Sulsel yang mewakili Indonesia di kancah dunia bisa lebih termotivasi,” ujarnya.

Di dunia tinju nasional, Josua Holy Masihor punya prestasi mentereng. Putra eks petinju timnas Indonesia peraih medali emas SEA Games 1997, Dufri Masihor ini tak terkalahkan di berbagai event nasional. Terakhir dia meraih medali emas kelas 51-54 Kg pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Di final petinju berusia 26 tahun ini mengalahkan seniornya, petinju terbaik DKI Jakarta yang juga eks penghuni pelatnas, Aldom Sugoro, peraih medali emas SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.

Di final PON XXI lalu di Pematang Siantar, Sumut, Aldom harus mengakui kehebatan Holy. Beberapa kali dokter ring harus merawat Aldom karena pelipis kanannya robek akibat pukulan Holy yang bertubi-tubi mendarat di wajahnya.(*)